Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

semakin

semakin bertambah umur, semakin sadar kalau buka puasa di rumah bersama keluarga lebih segalanya daripada buka di luar sana. semakin bertambah umur, semakin sadar kalau ramadhan itu lebih dari sekadar menahan lapar dan dahaga. semakin bertambah umur, semakin sadar kalau baju baru di hari lebaran itu tidak penting. semakin bertambah umur, semakin sadar kalau lama-lama belanja ke mall untuk beli-belian jelang lebaran sama dengan membuang waktu percuma. semakin bertambah umur, semakin sadar kalau ramadhan memang bulan istimewanya Al-Qur'an. semakin bertambah umur, semakin sadar kalau ramadhan lebih dari sekadar mencapai target mengkhattamkan Al-Qur’an. semakin bertambah umur, semakin sadar kalau ibadah ramadhan di tahun-tahun sebelumnya selalu terasa kurangnya. semakin bertambah umur, semakin sadar kalau kualitas ibadah di bulan ramadhan yang sudah dilewati belum ada apa-apa nya. semakin bertambah umur, semakin sadar kalau tahun depan belum tentu masih punya kesempat

7 indikator kebahagiaan menurut al-Qur'an

1. QOLBUN SYAKIRUN Hati yg selalu bersyukur.  Artinya selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. (QS 13:28, 2:152, 16:18, 34:14, 55:13, 14:7) 2. AL-AZWAJU SHALIHAH Pasangan hidup yang sholeh.  Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yg sholeh pula. (QS 51:49, 17:32, 24:32, 24:26) 3. AL-AULADUL ABRAR Anak yg sholeh/sholehah . Do'a anak yg sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah SWT, berbahagialah orang tua yang memiliki anak sholeh/sholehah. (QS 17:23, 31:14, 46:15, 29:8, 25:74) 4. AL-BAIATU SHOLIHAH Lingkungan yg kondusif untuk iman kita.  Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang sholeh yang selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan bila kita salah. (QS 4:69, 51:55, 26:214, 5:2) 5. AL-MALUL HALAL Harta yang halal.  Bukan banyaknya harta tapi halalnya harta yang dimiliki.

gerah

kadang kita suka gerah kalo liat orang lain. liat orang punya usaha, pengen jadi pengusaha juga biar berasa sukses. liat orang akademiknya dahsyat sampe scholarship ke luar negeri, kita ikut-ikutan pengen ke luar negeri. liat orang hafal quran, kita pengen jadi hafidzah juga. liat orang nulisnya bagus sampe dilike dan difollow ribuan orang, kita gatel pengen nulis juga. tapi nyatanya, kita malah sibuk bermimpi. mungkin kita sempet mencoba untuk ngejar kualitas mereka. awalnya kita coba nulis lalu post. bikin karya lalu post. bikin cv lalu daftar. buka Quran lalu mulai menghafal. satu jam. dua jam. sehari. dua hari. kita geregetan buka instagram tiap 30 menit untuk liat likesnya nambah berapa. kita kepoin temen kita yang sama-sama apply scholarship untuk tau pengalaman organisasinya lebih banyak siapa. kita sok-sok nanya temen soal hafalan, padahal cuma ngecek hafalan dia masih oke apa nggak. kadang, sadar nggak sadar kita terjebak dalam insecurities. kita silau